Mengatasi stigma terhadap gangguan mental merupakan sebuah langkah penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental masyarakat. Stigma merupakan pandangan negatif yang melekat pada seseorang yang mengalami gangguan mental, sehingga seringkali membuat mereka merasa malu atau takut untuk mencari pertolongan.
Menurut Dr. Ronald Kessler, seorang ahli psikiatri dari Harvard Medical School, stigma terhadap gangguan mental dapat menghambat proses pemulihan seseorang. “Stigma dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan kesulitan untuk menerima bantuan yang sebenarnya sangat penting dalam mengatasi gangguan mental,” ujar Dr. Kessler.
Untuk mengatasi stigma terhadap gangguan mental, diperlukan upaya yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pemahaman tentang gangguan mental melalui kampanye-kampanye penyuluhan dan edukasi.
Menurut Prof. Dr. Siti Fadilah Supari, seorang pakar psikologi klinis, “Penting bagi kita untuk memahami bahwa gangguan mental bukanlah sesuatu yang memalukan atau menjadi stigma. Gangguan mental adalah suatu kondisi kesehatan yang bisa diatasi dengan pengobatan dan dukungan yang tepat.”
Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi mereka yang mengalami gangguan mental. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan dukungan emosional dan sosial, serta tidak membedakan perlakuan terhadap mereka yang mengalami gangguan mental.
Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan stigma terhadap gangguan mental dapat diminimalisir sehingga masyarakat lebih terbuka dan peduli terhadap kesehatan mental sesama. Sebagaimana yang dikatakan oleh Nelson Mandela, “Stigma terhadap gangguan mental adalah sebuah penyakit yang lebih berbahaya daripada gangguan itu sendiri. Kita semua memiliki peran untuk mengatasi stigma ini dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan peduli.”